Berita Bola Terkini: Bocah-Bocah yang Bisa Jadi Pagar Van Gaal

Bocah-Bocah yang Bisa Jadi Pagar Van Gaal

Berita seputar sepakbola terkini akan sedikit memberikan ulasan tentang prediksi bola, jadwal sepakbola teruupdate serta berbagai rangkuman informasi Liga Indonesia, Champions serta kompetisi Eropa lainya.

Berita olahraga dan Prediksi skor laga terkini seputar kejadian dan info terhangat dari lapangan hijau, serta berbagai persiapan tim, gosip, infotaiment, jadwal bola, prediksi skor, Liga Champions, Indonesia, Spanyol, Inggris, Italia, dan juga berita terkini MotoGP.

Get Bola: Bocah-Bocah yang Bisa Jadi Pagar Van Gaal

Masa depan Louis van Gaal di Manchester United masih dispekulasikan. Tenamun bukan tak mungkin nafasnya di Old Trafford jadi lebih panjang berkat sejumlah bocah.

Kontrak Van Gaal bersama United sejatinya baru akan berakhir tahun 2017, setelah ia digaet pada musim panas 2014. Tenamun sejumlah hal, utamanya hasil di atas lapangan dan gaya permainan tim, membuat masa depannya kini terus jadi spekulasi.

Kebanyakan penggemar United sudah pasti ingin buru-buru kembali dibuai dengan trofi dan prestasi, sesuatu yang pada eranya Sir Alex Ferguson amatlah diakrabi. Pun demikian halnya dengan sepakbola menyerang ala Fergie yang dulu terbiasa dinikmati.

Dengan ketiadaan trofi dari Van Gaal sejauh ini, plus terapan pola permainan “penuh kesabaran” (atau “sungguh menjemukan”, tergantung Anda tipe setengah gelas kosong atau separuh gelas penuh)–yang pada sejumlah kesempatan jumlah penguasaan bola tidak berujung pada kemenangan ataupun sekadar banyaknya jumlah tembakan ke gawang lawan, maka tak heran juru taktik asal Belanda itu terus jadi bulan-bulanan omongan tak mengenakkan.

Pada satu titik di musim 2015-16 Van Gaal bahkan sempat santer dikabarkan bakal diberhentikan di tengah jalan, walaupun sejauh ini tampaknya ia bakal dipertahankan–setidaknya sampai musim panas depan. Belum ketahuan apa yang akan terjadi dengannya kemudian.

Akan tenamun, Van Gaal belakangan justru seperti punya penggemar tersendiri. Hal itu tidak lepas dengan kebijakannya yang terus memberi kesempatan untuk sejumlah nama pemain muda, secara khusus dari akademi (nilai plus lagi saatu ia adalah pemain lokal Manchester sendiri), untuk unjuk gigi.

Filosofi dan Tradisi

Terlepas dari perdebatan apakah kesempatan itu diberikan Van Gaal lebih sebab keterpaksaan situasi dan kondisi (baca: absennya pemain inti sebab cedera, atau menurunnya penampilan pemain pilihan pertama) atau memang sebab percaya pemain mudanya penuh potensi, pada faktanya hal itu setidak-tidaknya sudah lumayan berkenan untuk kubu MU sebab terkait dengan filosofi memaksimalkan pemain akademi.

“Saya pikir itu akan selalu jadi bagian dari filosofi klub. Itu merupakan bagian dari tradisi, yang membedakan kami dari tim-tim lain,” kata Asisten Manajer United Ryan Giggs bulan lalu, ketika bicara mengenai pemain muda binaan sendiri.

“Ya, kami bisa saja mengaet pemain-pemain berkelas dari penjuru dunia, namun kami ingin salah satu dari (pemain akademi) kami sendiri untuk bisa tampil di lapangan Old Trafford, apakah itu penyerang tengah, pemain sayap, atau bek. Kami butuh pemain untuk melewati rute itu. Hal itu merupakan bagian masif dari sejarah United,” sebutnya.

Giggs, tentu saja, merupakan lulusan akademi United yang sudah memainkan nyaris 1.000 laga dalam 24 tahun karier bermainnya di klub tersebut, menjuarai 13 titel Liga Primer, dua trofi Liga Champions, dan empat Piala FA. Ia merupakan salah satu alumni ternama akademi United yang menjadi bintang klub tersebut di bawah arahan Sir Alex Ferguson, termasuk Gary dan Phil Neville, Nicky Butt, Paul Scholes, dan David Beckham, yang acapkali dijuluki “Fergie’s Fledglings” atau “Class of 92”.

Menyoal sejarah terkait hal itu di Theatre of Dreams, jauh sebelumnya ada pula rombongan “Busby Babes”,sebuah istilah yang mengacu pada sejumlah pesepakbola muda berbakat yang melewati jalur akademi ke tim inti United pada dekade 1940-an sampai 1960-an di bawah manajeran Sir Matt Busby. Rombongan pemain-pemain muda arahan Busby ini bukan cuma mewarnai perjalanan United setelah masa Perang Dunia II yang mengoyak Eropa, melainkan juga menjadi fondasi kebangkitan The Red Devils setelah Tragedi Munich 1958–yang menewaskan banyak pemain utama United saat itu. Sir Bobby Charlton, anggota direksi United saat ini, merupakan salah satu legenda hidup “Busby Babes”.

Nah, aspek “filosofi” dan “tradisi” terkait aspek itu sudah didatangkan Van Gaal. Tidak terbantahkan saatu ia memang telah membelanjakan 250 juta poundsterling untuk pemain baru, namun setidaknya Van Gaal juga sudah memberi debut di tim utama kepada tak kurang dari 14 pemain akademi United sejak 2014 lalu. BBC merincinya sebagai berikut: Jesse Lingard, Tyler Blackett, Saidy Janko, Andreas Pereira, Reece James, Paddy McNair, Tom Thorpe, Cameron Borthwick-Jackson, Donald Love, Joe Riley, Marcus Rashford, Regan Poole, Timothy Fosu-Mensah, James Weir.

Sejumlah nama itu belakangan juga sudah lumayan akrab dengan tim utama. Jesse Lingard (23 tahun), misalnya, yang sudah 35 kali tampil di seluruh kompetisi musim ini dengan 29 di antaranya menjadi starter. Atau Timothy Fosu-Mensah (18 tahun) yang kendatipun baru 9 kali tampil, termasuk lima kali sebagai pemain pengganti, namun sudah bermain sebanyak empat kali dalam lima laga terakhir United di seluruh ajang.

Dan tentu saja ada pemain yang saat ini mendadak sering jadi buah bibir, Marcus Rashford, remaja 18 tahun kelahiran kota Manchester yang bergabung dengan sistem akademi United pada usia 7 tahun. Dari total 14 penampilan di first team sejauh ini, ia sudah mengemas tujuh gol termasuk di antaranya sepasang gol dalam debutnya di tim utama United pada 25 Februari lalu, dua gol lain dalam debutnya di Premier League saat menghadapi Arsenal pada 28 Februari, juga gol tunggal penentu kemenangan dalam derby Manchester pada 20 Maret.

“Rashford merupakan sebuah contoh dari sesuatu yang saya maknai sebagai Manchester United,” ucap SirAlex akhir Maret lalu, seperti diwartakan oleh Guardian.

“United adalah sebuah klub di Inggris yang selalu mengenali sosok seperti Rashford dan memberi kesempatan pada seorang pemain muda, tak ada klub lain yang lebih baik di Inggris dalam memberi kesempatan semacam itu. Rashford adalah sensasi dan salah satu yang terbaik dalam sekian tahun,” terusnya, seraya menyarankan United bersabar dengan Van Gaal dan bahwa ada sebuah “masa depan cerah”.

Untuk Van Gaal, acara memberi jalan untuk debut buat pemain akademi seperti itu sejatinya juga sudah jadi semacam tradisi. Di Ajax setidaknya ada nama Clarence Seedorf, Patrick Kluivert, Edgar Davids, Mario Melchiot, dan Kiki Musampa. Di Barcelona ada Andres Iniesta, Xavi, Carles Puyol, Victor Valdes, Gabri Garcia, dan Fernando Navarro. Sedangkan di Bayern ia memberi kesempatan buat David Alaba, Holger Badstuber, dan Thomas Mueller.

Tentang Potensi Pengganti

Ya, buat United memang Van Gaal sampai saat ini belum dapat memberi trofi. namun setidaknya ia sudah mewadahi sebuah filosofi terkait pemain akademi. Itu yang bisa menjadi nilai plus Van Gaal secara khusus jika dibandingkan dengan Jose Mourinho, figur yang belakangan digadang-gadang bakal datang jadi pengganti. Menilik rekam jejaknya, Mourinho memang berpotensi bikin United kembali ke tradisi memenangi trofi. namun ada keraguan apa ia akan bisa memberi kesempatan sebesar-besarnya buat para pemain muda binaan akademi sendiri.

“Apa yang akan terjadi saatu mereka mengganti Van Gaal dengan Mourinho? Filosofi Manchester United akan terhempas keluar jendela. namun mungkin mereka memang sebegitu ingin sukses (meraih trofi)…,” ucap Frank Arnesen, mantan kolega Mourinho di Chelsea.

“Van Gaal tak bisa membeli seluruh pemain yang ia mau, namun sudah bertindak luar biasa dengan para pemain muda. Manchester United harus memberi dirinya waktu setidaknya satu tahun lagi,” terus direktur olahraga Chelsea periode 2005-2010 itu, dalam sebuah petikan wawancara dengan Manchester Evening News pekan lalu.

Pun begitu, bertolak belakang dari pernyataan Arnesen, ada pula keyakinan saatu Mourinho akan dapat mencari keseimbangan tepat dalam memenuhi ekspektasi meraih trofi dan memaksimalkan pemain akademi sendiri, seandainya benar-benar jadi manajer United.

“Jika Mourinho datang, ia akan menghargai apa yang ada di klub dan ia bakal memahami filosofi United seputar pemain muda dari akademi. Pada satu titik ia bakal mengerti saatu memanh jadi manajer United dan saya percaya ia akan membuat para pemain muda yang ada menjadi lebih baik,” kata Denis Irwin, mantan bek United, dalam wawancara dengan Gulfnews.com pada satu acara di Dubai awal bulan ini.

Mengingat United akan tampil di final Piala FA satu bulan mendatang maka Van Gaal pun bukan cuma memiliki kesempatan untuk mempersembahkan gelar pertamanya buat United, melainkan juga menegaskan dirinya sebagai peracik taktik dengan visi memberi kesempatan besar buat pemain binaan klub sendiri untuk unjuk talenta dan berprestasi.

saatu Van Gaal bisa membawa timnya juara, memenuhi tuntutan dan tradisi klub dalam meraih trofi (walaupun “baru” Piala FA dan bukannya titel liga), setelah memamerkan potensi bocah-bocah United yang ia miliki saat ini, boleh jadi ia akan berhasil memagari diri dari potensi digusur manajer pengganti–dan mungkin saja pada akhirnya malah diberi kepercayaan bertahan lebih lama lagi.

Demikian hasil ulasan Bocah-Bocah yang Bisa Jadi Pagar Van Gaal dan ikuti perkembangan berita bola terkini dan prediksi bola menarik lainnya di situs Getbola.net.

Ikuti perkembangan berita sepakbola terupdate dan prediksi skor bola lainnya di Ajangbola.com