Berita seputar sepakbola terkini akan sedikit memberikan ulasan tentang prediksi bola, jadwal sepakbola teruupdate serta berbagai rangkuman informasi Liga Indonesia, Champions serta kompetisi Eropa lainya.
Berita olahraga dan Prediksi skor laga terkini seputar kejadian dan info terhangat dari lapangan hijau, serta berbagai persiapan tim, gosip, infotaiment, jadwal bola, prediksi skor, Liga Champions, Indonesia, Spanyol, Inggris, Italia, dan juga berita terkini MotoGP.
Get Bola: Silvio Berlusconi Menolak Dimakan Zaman
Seperti wajahnya yang dioperasi plastik dan kepalanya yang dapat perawatanhair extension, Silvio Berlusconi menolak saath oleh zaman. Pun begitu terhadap AC Milan, yang coba dia bangkitkan lagi dari koma, seperti 30 tahun lalu.
Hari itu puluhan ribu pendukung AC Milan yang berkumpul di Arena Civica Stadium, dipayungi awan hitam. Bukan hujan yang lebih dulu turun dari langit, melainkan helikopter yang membawa presiden baru Rossoneri. Dia Silvio Berlusconi.
Momen itu terjadi 8 Juli 1986. Sekitar lima bulan setelah Berlusconi resmi membeli kepemilikan Milan dan menjadi bos baru klub pengumpul 10 gelarScudetto itu. Ada tiga helikopter jenis Agusta yang mendarat di tengah lapangan. Dari sana keluar seluruh pemain Milan yang dipimpin kapten Franco Baressi. Kemudian muncul juga para dewan direksi klub serta staf manajer. Berlusconi turun paling belakang.
Meski belum terjun ke dunia politik, Berlusconi adalah sosok besar di negaranya. Dia salah satu orang terkaya dengan jaringan bisnis yang menggurita bukan saja di Italia, namun juga ke beberapa wilayah Eropa. Maka transaksi senilai 40 juta lira pada 10 Februari 1986, yang menjadikan Berlusconi sebagai pemilik baru Milan, setelah mengambilnya dari tangan Giuseppe Farina, laksana perayaan Natal yang datang lagi untukMilanisti.
Rossoneri tengah menjalani salah satu periode tersuramnya saat Berlusconi datang mengambil alih klub. Milan di ambang kebangkrutan setelah dua kali terdegradasi di awal tahun 1980-an. Milan sudah tujuh tahun tak pernah lagi merasakan Scudetto dan terlempar dari pesaingan elit Italia.
Tidak ada yang benar-benar spesial dari pidato pertama Berlusconi ketika itu. Seperti banyak presiden baru lain, dia ‘cuma’ mendeklarasikan diri sebagai suporter setia Milan sejak masih anak-anak. Sebuah pernyataan yang diyakini sengaja dia tekankan sebab sebelumnya sempat muncul isu saatu Berlusconi sebenarnya adalah seorang Interisti.
Berlusconi adalah tipikal orang Italia. Dia gandrung sepakbola. namun pembeliannya terhadap Milan bukan cuma perkara cinta dan hati. Akuisisi terhadap I Diavolo Rosso adalah bagian dari nalurinya dasarnya sebagai seorang pebisnis. Milan adalah sebuah peluang besar untuknya. Milan adalah salah satu pos terdepan untuk lebih jauh mengembangkan konglomerasinya.
Berlusconi Sebagai Super-salesman
Bagaimana mungkin seseorang yang mau memakai hak pada sepatunya demi terlihat lebih tinggi, menjalani operasi plastik, melakukan transplantasi rambut, dan rajin tersangkut perkara hukum bisa menjadi orang paling kaya dan juga paling berkuasa di Italia? (Tahukah Anda saatu Berlusconi adalah perdana menteri dengan periode jabatan terpanjang di Italia setelah era Perang Dunia?)
Oleh pengamat-pengamat politik di Italia, Berlusconi dianggap sebagai sosok yang pintar. Dia memang tidak selalu bisa memecahkan masalah, namun bisa dengan lihai mengubah situasi-situasi yang merugikan berbalik menjadi menguntungkan buatnya. Bagaimana dia memimpin Italia menghadapi krisis ekonomi Eropa dianggap sebagai salah satu pencapaian.
Lahir 29 September 1936, Berlusconi berasal dari keluarga kelas menengah. Ayahnya pegawai biasa pada sebuah bank di Kota Milan, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Berlusconi muda memulai kariernya dengan menjual mesin penyedot debu saat masih kuliah. Reputasinya juga dibangun sebagai penyanyi klub-klub malam dan kapal pesiar. Naluri bisnis Berlusconi bahkan sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Di sekolah dasar dia mengerjakan tugas teman-temannya dengan imbalan bekal sarapan.
Setelah lulus sekolah hukum, Berlusconi muda sempat ditawari bekerja di bank tempat ayahnya bekerja. namun Berlusconi memilih mendirikan Edilnord, sebuah perusahaan konstruksi di Milan. Edilnord kemudian menjadi salah satu pondasi dari kerajaan bisnisnya.
Di bisnis media, Berlusconi memulai dengan memiliki sebuah studio televisi, yang diteruskan dengan pendirian sebuah stasiun televisi lokal di Milan. Sepuluh tahun setelahnya Berlusconi sudah meluncurkan televisi kabel miliknya sendiri, yang diberi nama Telemilano. Dengan ide-ide visionernya yang ketika itu tidak dipunya stasiun televisi lain, channel milik Berlusconi berkembang luar biasa cepat.
Pada tengah 1980-an Berlusconi sudah menjadi penguasa media — dengan tiga jaringan televisi berssaat nasional dipunya sebagai hasil akuisisi — dan diteruskan dengan pembelian terhadap beberapa surat kabar dan majalah. Berluconi kemudian mendirikan Mediaset, yang memayungi beragam bidang usaha media, penyiaran, dan hiburan. Hingga hari ini Mediaset masih menjadi jaringan televisi non-pemerintah terbesar di Italia.
Pembelian Milan Sebagai Langkah Bisnis Berlusconi
“Milan adalah sebuah klub, namun juga merupakan sebuah produk untuk dijual; sesuatu untuk ditawarkan pada pasar,” tegas Berlusconi beberapa hari setelah deal-nya dengan Giuseppe Farina selesai.
Berlusconi adalah sinterklas yang dikirim pada pertengahan Februari untuk pendukung Milan. Dia datang tak cuma membawa uang dalam keranjang hadiahnya. Berlusconi menawarkan konsep matang bagaimana sebuah klub seharusnya dikelola secara modern, dan bagaimana strategi-strategi bisnis dijalankan untuk mendungkung prestasi di atas lapangan.
Menggunakan stasiun televisi yang dipunya, Berlusconi langsung memasarkan Milan. laga-laga Rossoneri dibuatkan iklan. Sebuah promosi yang mencetakkan hasil berupa 60.000 lebih pemilik tiket musiman di tahun pertama dia berkuasa. Sebuah rekor baru.
Hak siar televisi menjadi hal besar yang membantu Berlusconi meraih sukses bersama Milan dan jaringan televisinya. Di tahun 1988 harga jual hak siar Liga Italia adalah 605 juta poundsterling, meningkat luar biasa dari hanya 1,25 juta poundsterling pada 1982. Stasiun televisi milik Berlusconi membanjiri pemirsanya dengan tayangan-tayangan sepakbola, highlight, dialog-dialog dan program-program baru.
Berlusconi ketika itu memanfaatkan dengan seuntung-untungnya ketenaran Liga Italia, yang tengah dalam periode emas sedari akhir 1980-an sampai pertengahan dekade pertama milenium ini. Sebelum Real Madrid membetuk Los Galacticos atau orang-orang kaya Arab melakukan ivestasi besar pada klub Inggris dan Prancis, Berlusconi sudah lebih dulu melakukan itu.
Dia tentu saja adalah otak di balik kedatangan trio Belanda (Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard). Berlusconi sudah dua kali memecahkan rekor transfer termahal dunia, yakni saat saat membawa Gulitt dari PSV dengan 6 juta poundsterling dan ketika memboyong Gianluigi Lentini dari Torino dengan 13 juta poundsterling.
Berlusconi paham benar, sebagaimana dia utarakan di hari-hari awal mengsetelah Milan, saatu sepakbola adalah produk yang bisa dijual dan punya potensi pasar besar. Dia tahu saatu (siaran langsung) televisi akan bisa mengaet uang dalam jumlah luar biasa besar dan sebabnya klub butuh untuk terus menerus dipublikasikan. Sebuah cetak biru yang kemudian dipakai oleh Premier League dan Liga Champions.
Milan adalah salah satu contoh awal bagaimana sebuah klub harus dikelola secara profesional dan modern. Selain dari sisi bisnis dan pembelian pemain, Berlusconi melakukan investasi besar lain dalam pembangunan pusat latihan modern Milanello dan diteruskan dengan pendiran Milan Lab yang canggih. Kedua fasilitas itu lantas menjadi standar operasi klub-klub papan atas Eropa.
Pada tahun 2004, setahun setelah memenango trofi Liga Champions-nya yang keenam, Milan menjadi klub dengan nilai tertinggi di dunia menurut Majalah Forbes. Mereka berdiri di posisi teratas mengalahkan Manchester United, Real Madrid, dan juga Juventus.
Kini Raksasa yang Limbung
Berdasarkan daftar klub dengan nilai tertinggi yang dirilis Forbes tahun 2015, Milan merosot ke posisi 12. saath jauh dari Madrid yang ada di posisi teratas.
Setelah terbang tinggi dengan banyak piala didapat, Berlusconi dan Milan-nya kini dalam fase menurun. Milan merugi US$ 100 juta pada 2014 lalu, sementara pemasukan menurun 8% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$ 261 juta. Di sisi lain utang klub terus meningkat hingga menyentuh angka US$ 278 juta. Padahal baru empat tahun lalu Milan meraih Scudetto-nya yang terakhir. Jumlah pemegang tiket musiman Milan menyentuh rekor terendah dalam dua tahun terakhir, dengan titik nadir di angka 19.504.
Lalu tiba-tiba muncul nama Bee Taechaubol dan Richard Lee. Sejak musim panas lalu mereka disebut bersedia menginvestasikan uangnya, dengan imbalan berupa kepemilikan sebagian saham Milan yang masih dipunya Berlusconi. Rencana pembelian Milan oleh dua pengusaha itu datang dan pergi, yang jelas sampai saat ini belum ada kesepakatan tercapai. Berlusconi belum menyerah.
Milan menjadi bagian dari kemerosotan prestasi dan nilai pasar klub-klub Italia. Milan pun menyimpan masalah yang sama dengan klub-klub Serie A lainnya.
Infrastruktur adalah minus besar Milan dalam upayanya menjaga persaingan dengan klub-klub Eropa dan Italia. Milan, sebagaimana 18 klub Serie A lainnya, masih menumpang stadion. Milan harus mengeluarkan 30 sampai 40 juta euro setahun hanya untuk menyewa stadion. Padahal dengan uang itu mereka bisa membeli dua pemain bagus untuk bisa bersaing di Eropa.
Dengan kondisi masih menyewa stadion, Milan juga tidak dapat memanfaatkan dengan maksimal pemasukan dari matchday. Apalagi Milan kini mengalami penurunan besar dalam jumlah penonton yang datang ke stadion. Sebagai pembanding, klub-klub elit Eropa bisa mengantongi sampai US$ 50 juta darimatchday. Sebagaimana sudah dilakukan Juventus, Milan sebenarnya sudah berencana membangun stadion sendiri. namun sampai sejauh ini rencana tersebut tak jelas.
Milan juga gagal beradaptasi dengan aturan-aturan baru di Eropa. Tim-tim Italia sebelumnya selama berpuluh tahun nyaris tidak punya masalah dengan keuntungan yang kecil, sejauh mereka dimiliki oleh milyuner. Orang-orang seperti Berlusconi, Massimo Moratti (Inter Milan) dan Keluarga Agnelli (Juventus) selalu menggelontorkan uang banyak untuk mempersiapkan klubnya bersaing di Italia dan Eropa. Namun kini tak bisa lagi dilakukan sebab UEFA punya aturan Financial Fair Play.
Dibanding 30 tahun lalu, zaman sepakbola kini sudah jauh berubah. Sebuah era baru datang bersama dana ratusan juta poundsterling dari orang-orang super kaya di tanah Arab.
[Instagram/acmilan]
Lalu, kenapa Berlusconi tidak melepas saja sebagian sahamnya pada Taechaubol atau Richard Lee atau investor dari arab yang dengan begitu bisa menyembuhkan penyakit Milan dengan instan? Tanpa investasi baru dan ketiadaan rencana membangun standion sendiri, realistisnya sulit buat Milan bisa bersaing dengan Juventus, apalagi klub-klub raksasa Eropa — sebagaimana Milan selalu menyebut saatu DNA mereka ada di Liga Champions.
namun, adalah sebuah penghinaan buat Berlusconi jika orang menganggap pergantian zaman membuatnya menyerah terhadap Milan.
Berlusconi adalah penyintas (survivor). Bagaimana dia membangun usaha bisnisnya dari menjual mesin penyedot debu menjadi orang terkaya di Italia adalah bukti saatu dia sosok yang lihai. Ini bukan contoh yang baik, namun Berlusconi juga banyak berhasil mengelak dari beragam tuntutan hukum yang datang ke arahnya. Berlusconi setidaknya sudah 23 kali diperiksa terkait beragam pelanggaran hukum, yang mayoritas terkait tuduhan korupsi. Belum lagi soal kehidupan seksnya, di mana dia pernah tersangkut kasus prostitusi di bawah umur dan apa yang publik Italia kenal sebagai skandal ‘bunga bunga’.
Maka saat rumor penjualan Milan berembus kencang di musim panas lalu, Berlusconi memilih untuk fokus memperkuat kembali Milan. Carlos Bacca digaet dengan transfer 30 juta euro, Alessio Romagnoli diangkut meski dibanderol 25 juta euro oleh AS Roma, belum termasuk Andrea Bertolacci, dan Luis Adriano. Milanisti rasanya sudah lupa kapan klub kesayangannya membelanjakan uang sebanyak itu (total sekitar 80 juta euro).
Berlusconi tahu investasi besar harus dia lakukan saatu tak mau Milan terpuruk lebih lama. Dan dia juga tahu saatu itu investasinya kali ini harus mencetakkan hasil, dalam hal prestasi atau paling tidak partisipasi di Liga Champions supaya ada uang lebih banyak mengalir ke kas klub.
Meningkatkan kembali daya saing Milan adalah cara Berlusconi bertahan lebih lama bersama klub yang begitu dicintainya itu. Dan Milan, meski perlahan, kini berupaya lagi mendapatkan kembali reputasi, mengembalikan lagi dirinya ke tempat yang selayaknya untuk mereka.
***
[Berlusconi tersenyum lebar diapit Barbara Berlusconi dan Adriano Galliani. Sementara di belakangnya seluruh skuat Milan memberi tepuk tangan meriah saat Big Boss-nya itu memotong kue tart berwarna merah dan hitam yang di atasnya tertulis angka 30, menunjukkan jumlah tahun yang sudah dilalui Berlusconi sebagai Big Boss Milan. Tahun-tahun bergelimang gelar. Tahun-tahun yang menjadi periode terbaik sepanjang sejarah I Diavolo Rosso.]
Demikian hasil ulasan Silvio Berlusconi Menolak Dimakan Zaman dan ikuti perkembangan berita bola terkini dan prediksi bola menarik lainnya di situs Getbola.net.